(taken in Galeri Nasional, 2015) Kalau boleh kita bermain toreh kata. Bermain perumpamaan. Bermain persamaan. Aku, kamu, bagai sungai. Sama sama berakhir di laut yang sama. Memang beda hulu, beda kecepatan, namun tetap sama. Batu, ranting, hingga sampah yang menjamu kita di jalan juga berbeda. Namun, kita masih sama sama air yang mengalir, bukan? Aku, kamu, bagai jarum jam dinding. Sama sama bergerak...